Senin, 24 Maret 2014

PERKEMBANGAN DAN PRAKTIK BIMBINGAN DAN KONSELING DI ASIA



PERKEMBANGAN DAN PRAKTIK
BIMBINGAN DAN KONSELING DI ASIA



A.Pendahuluan

Bimbingan dan Konseling sebagai profesi pertama kali lahir diAmerika pada awal abad XX, yaitu ketika Frank Parson membuka klinik di Boston untuk memberi pengarahan kepada para pemuda memperoleh pekerjaan yang sesuai. Pada tahun 1950 an bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, bukan hanya dalam bidang pekerjaan tetapi merambah pada bidang-bidang pendidikan. Rehabilitasi, kerumah tanggaan, penanganan tindak kriminal, kenakalan remaja, juga di rumah sakit, pabrik-pabrik dan bahkan di rumah militer.
            Dari segi wilayah geografi, bimbingan dan konseling tidak lagi tidak lagi terbatas hanya di Amerika, tetapi berkembangan menjalar ke Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Australia. Tahun 1970-1980 bimbingan dan Konseling masuk ke dalam kurikulum Sekolah Menengah di negeri-negeri yang mengambil sistem pendidikan Barat.
            Perkembangan BK di Asia pun berawal/ dimulai dari para ilmuan yang belajar dinegara Amerika Serikat. Para ilmuan tersebut mengembangkan ilmu yang mereka dapatkan dinegara asal bimbingan dan konseling tersebut setelah mereka menamatkan pendidikannya. Dalam perkembangan selanjutnya, para ilmuan bimbingan dan konseling tersebut melakukan modifikasi dan pembaharuan terhadap ilmu bimbingan dan konseling sesuai dengan culture  dan karakteristik Negara mereka masing –masing. Untuk lebih memahami bagaimana perkembangan dan praktik bimbingan dan konseling diAsia, berikut pemakalah sajikan beberapa Negara yang telah cukup mantap dalam melaksanakan bimbingan dan konseling, baik dalam seting pendidikan, karir/vocational, keluarga, dan sosial.



B. Pembahasan

1.      Bimbingan dan Konseling di Jepang
Sejarah  Perkembangan Konseling di jepang

Konseling sekolah awalnya dikembangkan dalam bidang pendidikan dan budaya kerja. Fokus utamanya adalah menterapi siswa yang mempunyai masalah individual. Menurut Asian Journal of counseling, 2008, vol. 15 No.2 (Professional Counselling ASSPCIATION 2009) perkembangan konseling dijepang Th. 1947 diterapkannya BK di SLP dan SLA.  Pada awal mulanya hal dipengaruhi dari besarnya minat siswa dari SLP (96% ) yang ingin melanjutkan ke high school.
Pada pelaksanaanya BK terintegrasi kedalam tugas semua guru. Namun secara spesifik guru BK dijepang memiliki tugas khusus  yaitu home visits. Selama home visits memberikan konsultasi kepada siswa dan orang tuanya.
 Pada pertengahan Th. 1950 dibukalah “Kyoto Counselling Center. Melayani konsultasi dan terapi anak-anak (terapi bermain untuk anak-anak). Pada tahun tersebut, bersamaan dengan Carl Roger’s yang menerapkan Client Centered Therapy  untuk kesehatan mental melalui pendekatan non-directive approach. Dengan demikian pada Th. 1960 Client Centered Therapy menjadi fokus pemberian layanan individual di sekolah. Untuk menjadi wadah dari peningkatan profesionalitas guru BK dan sebagai wadah organisasi BK, pada Th. 1965 organisasi profesi “ School Educatian Counselling and Guidance Association” terbentuk  sebagai wujud BK di sekolah.

2.      Bimbingan dan Konseling Di Thailand
Di Thailand, konseling sekolah sering menggabungkan antara saran-pemberian oleh guru. Perkembangan konseling di Thailand tidak terlepas dari pengaruh Budhisme. Pengaruh Buddhisme pada pelatihan konselor dan praktek, isu-isu profesional seperti lisensi, organisasi profesi, dan hubungan antara konselor dan ahli kejiwaan yang lain diringkas. Peran konselor dalam bencana politik dan alam yang baru-baru ini disorot, seiring dengan pentingnya mengadaptasi pelatihan konselor Barat dan praktek pelayanan untuk lebih memenuhi kebutuhan penduduk Thailand.

Masalah professional konselor
Sebagai refleksi dari perkembangan konseling dan psikologi di Thailand, Asosiasi Psikologi Thailand  dan Asosiasi Bimbingan Thailand  didirikan pada tahun 1977 . Meskipun Asosiasi Psikologi Thailand  dan Asosiasi Bimbingan Thailand sudah  aktif, kebanyakan konselor dan konseling psikolog masih berafiliasi dengan  Asosiasi psikologi Thailand, serta dengan organisasi profesi lainnya, seperti Asosiasi Konseling Amerika, American Psychological Association, dan Asosiasi Psikologi Konselor Pendidikan dan Asia Pasifik. Setelah mereka mendapatkan gelar sarjana, psikolog klinis yang memenuhi syarat untuk menjadi psikolog berlisensi di Thailand. Jika mereka memiliki rujukan dari psikiater, psikolog klinis yang berlisensi untuk menyediakan layanan tes psikologi. Tidak ada sertifikasi atau lisensi untuk konselor pada setiap tingkat derajat.

 Layanan Konseling
Dalam beberapa tahun terakhir, layanan konseling di Thailand telah menerima pengakuan meningkat karena tantangan nasional beberapa krisis. Pertama, sejak tahun 1994, tingkat prevalensi HIV / AID telah meningkat ayanan konseling

sumber: Jurnal Konseling dan Pengembangan: JCD 
Penulis: Tuicomepee, Arunya 
Tanggal diterbitkan: 1 Juli 2012 


3.      PERKEMBANGAN BK PAKISTAN  
Perkembang bimbingan dan konseling di Pakistan diawali oleh pemikiran-pemikiran Islam. Analisis model islam mengenai perubahan dan penyelidikan hubungan antara etika kerja islam dan perkembangan organisasi. Pada praktik  bimbingan dan konseling di Pakistan, pandangan yang dianut yaitu, “  Jika Nilai   Penerimaan konseling sebagai suatu kebutuhan, maka nilai islam diidentifikasi dan dipahami secara benar maka akan memfasilitasi perubahan dan perkembangan organisasi.

4.      Perkembangun  BK di CINA
 Awal Permulaan banyak diwarnai oleh teori dari Amerika dan Eropa. Perkembangannya diawali dari ilmuan BK cina yang telah menamatkan pendidikan di AS. Namun setelah mereka membuka praktik konseling di Negaranya, para konselor tersebut dalam perkembangan selanjutnya lebih banyak  dipengaruhi oleh tradisi mereka sendiri dan peradaban purbakala dan kebudayaan, pikiran modern barat, dan struktur politik masa kini. Konsep terpenting dari pelaksanaan BK di cina adalah “ Arti manusia ditemukan dalam hubungan-hubungan interpersonal.

5.      PERKEMBANGAN BK DI MALAYSIA
         Konseling Malaysia dimulai dengan bimbingan sekolah pada tahun 1960 dan kini telah mencapai pengakuan sebagai profesi di sekolah dan seting kehidupan masyarakat. Konseling di Malaysia terus menghadapi tantangan dalam pelatihan, layanan, dan profesional
Pada tahun 1963, Kementerian Pendidikan Malaysia menyatakan bahwa  pentingnya bimbingan sekolah di sekolah-sekolah. Bimbingan menjadi bagian integral pendidikan yang bertujuan untuk mempromosikan atau merangsang bertahap pengembangan kemampuan untuk membuat keputusan secara independen dari siswa/individu. Namun, karena kurangnya sumber daya keuangan dan manusia, pelaksanan bimbingan menjadi tidak berjalan dengan efektif. Namun,  pada 1980-an program BK telah dilaksanakan kembali, hal itu disebabkan karena masalah narkoba kalangan pemuda di Malaysia meningkat dan Departemen Pendidikan dimalaysia mengumumkan kebutuhan guru bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah.
Hal tersebut diatas menyebabkan para kepala sekolah menengah untuk membenahi prioritas mereka untuk menyertakan kegiatan bimbingan dan konseling melalui pengangkatan guru bimbingan dan konseling. Guru-guru ini menerima beban mengajar  Pada pelaksanaanya disekolah guru BK berperan ganda yaitu sebagai guru dan konselor. Namun, pada  tahun  1996 Departemen Pendidikan menerapkan aturan konselor sekolah secara utuh melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling .Pada tahun 2000, setiap sekolah menengah setidaknya harus memiliki satu konselor yang bekerja secara utuh dalam melaksanakan konseling.
Pada tahun 1998, konseling di Malaysia mencapai besar pertama  tonggak menuju profesionalisasi dan memperoleh legitimasi  ketika parlemen mengesahkan Undang-Undang Konselor 1998 (UU 580, Komisaris Hukum Revisi dan Percetakan Nasional Malaysia Bhd, 2006) untuk mengatur praktek profesional konseling.
Dalam 10 tahun terakhir, perkembangan konseling di Malaysia telah mengalami lonjakan pertumbuhan yang luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan (A) peningkatan jumlah program pendidikan konselor yang mencakup pelatihan doktor di universitas negeri dan master-tingkat program penyuluhan di sekolah swasta atau kampus luar negeri asing; (b) perhatian yang lebih besar diberikan kepada kesehatan mental dan dipublikasikan melalui media cetak dan media elektronik nasional, (c) peningkatan jumlah kegiatan  konseling terkait lokakarya, seminar, dan konferensi (misalnya, hipnoterapi, pemrograman neurolinguistik, terapi keluarga, bermain Terapi), dan (d) lisensi melembagakan untuk konseling.


6.      Perkembangan Bk Di Korea Selatan
Konseling sekolah di Korea Selatan menghadapi tantangan baru dalam implementasi. Meskipun peningkatan pesat dalam jumlah sekolah konselor, namuns secara umum pada pelatihan, etika standar, peran identitas, model konseling, dan struktur untuk konselor sekolah belum tercapai
 Sekolah konseling di Korea Selatan mencerminkan perubahan terus menerus dan progresif perkembangnnya, seperti halnya negara-negara Asia lainnya. Sekolah konseling di Korea Selatan telah dimulai pada tahun 1950-an ketika Amerika Serikat mengirimkan Delegasi pendidikan di Korea Selatan.  Selama tiga kunjungan 1952-1962, Delegasi pendidikan Amerika Serikat mengajarkan kepada pendidik Korea tentang teori bimbingan dan konseling yang baru dan metode yang berbeda dari pendekatan ilmu tradisional yang selama ini pendidik korea selatan laksanakan.
Kegiatan ini memunculkan gerakan-gerakan progresif yang memprakarsai UU Pendidikan 1963 dari Departemen Pendidikan (sekarang Departemen Pendidikan, Sains dan Teknologi [MEST]) pada tahun 1963. Undang-Undang Pendidikan tahun 1963 menyatakan, antara lain, bahwa "sekolah menengah dan tinggi perlu memiliki guru bimbingan. Meskipun ini kebijakan pendidikan yang menjadikan pedoman yang menjadi awal  masuknya konseling dan guru bimbingan di sekolah, namun dalam pelaksaanya program bimbingan disekolah masih belum jelas dan kurang terarah. Berdasarkan kondisi tersebut, pada tahun 1990, Departemen Pendidikan merubah nama guru bimbingan menjadi guru konseling karir.

Konselor sekolah di Korea Selatan

Berdasarkan regulasi yang telah mengatur setiap sekolah harus memiliki konselor sekolah. Maka sekolah sekolah dikorea selatan banyak mempekerjakan konselor secara paruh waktu, tetapi sebagian besar bersertifikat konselor. Karena mereka bekerja paruh waktu, maka mereka perlu mengajar sekitar 18 jam. Olekarena itu, banyak guru BK berfikir  sertifikasi ini baru sebagai langkah menuju menjadi kepala sekolah dan memilih untuk bekerja di bagian administrasi.
Pada tahun 2004, Departemen Pendidikan dan peningkatanm Sumber Daya Manusia mengetahui masalah ini dan menetapkan bahwa guru BK secara full time sangat dibutuhkan disekolah. Pada saat itu undang-undang pendidikan direvisi yang berisikan perhatian yang lebih besar kepada bimbingan dan konseling. UU ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap profesi guru BK.






C. Kesimpulan
            Perkembangan dan praktik bimbingan dan konseling di Asia tidak terlepas dari pengaruh ilmu bimbingan dan konseling dinegara asalnya yaitu Amerika Serikat. Masuk dan perkembangan bimbingan dan konseling di Asia dibawa oleh para ilmuan yang telah menamatkan pendidikannya di Amerika Serikat. Namun dalam praktik konseling, para akademisi dan ilmua BK tersebut melakukan inovasi dan modifikasi teori konseling yang didasarkan pada karakteristik dan budaya dari negara meraka masing-masing.
            Perkembangan bimbingan dan konseling di Asia mengalami banyak dinamika. Pada tahun-tahun awal masuknya BK dinegara-negara Asia. Perkembangan  bimbingan dan konseling mendapat beberapa hambatan, baik itu regulasi, ketidaktahuan praktisi dan juga disebabkan ketidakpahaman siswa dan masyarakat akan kondisi interaksi sosial disekolah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar