Menentukan batasan penentuan variabel
dan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian bimbingan dan konseling
merupakan sesuatu yang sangat sulit. Bimbingan dan konseling merupakan bidang
keilmuan yang memiliki keterkaitan dan banyak
didukung oleh cabang-cabang keilmuan lain. Namun, sebagai bidang
keilmuan yang mandiri, ditinjau dari ontologi, epistomologi, dan aksiologi,
bimbingan dan konseling layak memiliki karakterisitik tersendiri jika
dibandingkan dengan bidang keilmuan lain. Oleh karenanya merupakan suatu
keharusan bagi ilmuan-ilmuan bimbingan dan konseling memahami dimana dan sejauh
mana kawasan permasalahan dan variabel-variabel yang merupakan domain dari
bimbingan dan konseling.
Kawasan
Bimbingan dan Konseling
P. Paul Heppner (2008) menyatakan bahwa “ So much of the field of counseling
is discovery; discovering new techniques for helping people lead better,
healthier, more enhanced lives. The counseling field is in many ways a new
profession, and there are many truths
left to be discovered. Banyak hal yang masih perlu digali dan
dilakukan riset dalam bimbingan dan konseling untuk mengembangkan bidang
keilmuan bimbingan dan konseling. Kawasan penelitian bimbingan dan konseling
memiliki jangkauan yang sangat luas. Secara garis besarnya dapat ditinjau dari
komponen input, proses, dan outputnya.
Ketiga aspek tersebut memiliki
kaitan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga ketika akan mengadakan
penelitian bimbingan dan konseling, variabel dan permasalahan penelitian
hendaknya terdapat kaitan antara : 1) input-proses-output, atau 2)
input-proses, atau 3) input- output, atau 4) proses-output.
1. Komponen
input
Komponen input meliputi: Program bimbingan
dan konseling, sarana prasarana, lingkungan, guru BK, dan siswa/peserta didik
sebagai sasaran layanan. Pada masing-masing bagian memiliki sub-komponen yang
sangat luas dan mempengaruhi terhadap komponen bimbingan dan konseling lainnya
(proses dan output).
a) Program
BK, meliputi: perencanaan program BK,penyusunan program BK, pelaksanaan
program, evaluasi dan penilaian program.
b) Guru
Bimbingan dan konseling.
Banyak
aspek pada guru bimbingan dan konseling yang mempengaruhi dari keberhasilan
proses bimbingan dan konseling, seperti: kualifikasi pendidikan guru BK disekolah,
kompetensi guru BK, kewibawaan (high
touch) dan kewiyataan (high tech)
guru BK, dan lain.
c) Sarana prasarana
Dalam
bimbingan dan konseling, sarana dan prasarana menempati bagian yang sangat
penting dalam mendukung efektifitas layanan konseling yang diselenggarakan.
Sarana dan prasarana dalam bimbingan dan konseling meliputi: ruangan BK,
instrument pengumpulan data, tempat menyimpan himpunan data, pembiayaan,
dsbnya. Sarana dan prasarana tersebut memiliki keterkaitan dan dapat
mempengaruhi proses pelayanan bimbingan dan konseling.
d) Lingkungan
Aspek
berikutnya yang termasuk dalam komponen input adalah lingkungan. Peran
lingkungan dalam pelayanan bimbingan dan konseling sangatlah besar. Dalam
bimbingan konseling, lingkungan meliputi lingkungan sosial dari peserta didik,
lingkungan sosial guru Bk, lingkungan pendidikan/sekolah; kerjasama dengan
personel sekolah lain, organisasi BK, sosio-kultural, masyarakat, dsbnya.
e) Peserta
didik
Peserta
didik merupakan sasaran layanan dari bimbingan dan konseling. Latar belakang
dan karakteristik peserta didik memiliki sumbangan terhadap komponen-kompenen
bimbingan konseling lainnya. Aspek yang dapat diukur dari peserta didik dalam
penelitian bimbingan dan konseling seperti, intelegensi, sosioemosional,
fisologis anak, latar belakang keluarga, pola pengasuhan, sikap, bakat, minat, persepsi, dan
sebagainya.
Berdasarkan
aspek-aspek dalam kompenen input, dapat dirumuskan masalah-masalah yang layak
untuk dilakukan penelitian, sebagai contoh:
a)
Bagaimanakah dampak jika program
bimbingan dan konseling tidak dilakukan dengan berdasarkan need assessment?
b)
Bagaimanankah peranan guru Bk dalam
pengembangan aspek-aspek psikologis peserta didik?
c)
Bagaimana pola kerjasama guru BK dengan
personel sekolah lainnya dalam penyusunan program BK?
Berdasarkan
permasalahan-permasalah tersebut, dapat dilakukan jawaban melalui penelitian
bimbingan dan konseling.
2. Komponen
Proses
Komponen
proses dalam bimbingan dan konseling diartikan sebagai pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling, yang meliputi:
a. Layanan
Bimbingan dan Konseling
1) Layanan
Orientasi
2) Layanan
Informasi
3) Layanan
Penempatan dan Penyaluran
4) Layanan
Penguasaan Konten
5) Layanan
Konseling Individu
6) Layanan
Konseling Kelompok
7) Layanan
Bimbingan kelompok
8) Layanan Konsultasi
9) Layanan Mediasi
b. Kegiatan
Pendukung
1)
Instrumentasi
2) Himpunan Data
3) Konferensi Kasus
4) Kunjungan Rumah
5) Tampilan Kepustakaan
6)
Alih Tangan Kasus
Agar
pelayanan bimbingan dan konseling berjalan sesuai dengan objek
praksisnya dan menjadi pelayanan yang
profesional, dalam komponen proses didukung oleh teknik-teknik dan pendekatan
konseling, sebagi berikut:
1. Konseling
Psikoanalisis Klasik (Freud)
2. Konseling
Ego (Adler, Jung,
Fromn)
3. Konseling
Psikologi Individual
(Adler)
4. Konseling
Analisis Transaksional (Berne)
5. Konseling
Self (Rogers)
6. Konseling
Gestalt (Perls)
7. Konseling
Behavioral (Skinner)
8. Konseling
Realitas (Glasser)
9. Konseling
Rasional-Emotif (Ellis)
Berdasarkan
komponen proses di atas, dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan yang layak
untuk diteliti dalam bimbingan dan konseling, seperti:
1) Seberapa
besar kontribusi dari kegiatan kunjungan rumah terhadap efektifitas layanan
konseling individual?
2) Apakah
pelaksanaan pelayanan BK telah dilakukan sesuai dengan prinsip, dan asas
bimbingan dan konseling?
3) Apakah
pemilihan pendekatan-pendekatan
konseling oleh guru BK berdasarkan permasalahan yang dialami konseli?
3. Komponen
Output
Komponen
output merupakan objek sasaran dari pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu
meliputi bidang-bidang yang hendak
dikembangkan dari peserta didik (konseli), meliputi: bidang bimbingan pribadi
(P), sosial (S), belajar (B), dan karir (K). Keempat bidang ini, jika dirinci
memiliki indikator atau aspek-aspek yang sangat luas, dan layak untuk dilakukan
penelitian.
a.
Bidang Pribadi
Bidang pribadi yang
menjadi sasaran layanan konseling antara lain meliputi; sikap dan kebiasan,
serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
Pemahaman diri (kelebihan dan kekurangan diri), kemampuan mengambil keputusan,
akhlak mulia, perilaku-perilaku produktif, mengembangkan hidup mandiri,
mengembangkan kemampuan mengentaskan masalah terkait dengan dirinya, stabilitas
kepribadian, emosional, dan kepercayaan diri.
b.
Bidang Sosial
Bidang sosial meliputi;
komunikasi, hubungan sosial, toleransi dan tenggang rasa, empati dan simpati,
kerjasama, kemampuan mengemukakan pendapat, mencapai peran sosial sebagai pria
atau wanita, dan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial.
c.
Bidang Belajar
Bidang belajar
meliputi: cara belajar efektif, motivasi belajar, kepercayaan diri dalam
belajar,sikap dan kebiasaan belajar, ketrampilan belajar, kesiapan belajar,
prestasi,kesulitan belajar, pemanfaatan sumber belajar, dan sarana belajar,
d.
Karir
Hubungan pribadi
meliputi: arah perencanaan karir, pemahaman potensi diri dengan arah
perencanaan karir, aspirasi pendidikan, informasi jenis-jenis pekerjaan,
pendidikan lanjut, kemampuan mengambil keputusan pendidikan lanjut dan karir,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar