Jumat, 21 Maret 2014

KAWASAN PENELITIAN BIMBINGAN DAN KONSELING



Menentukan batasan penentuan variabel dan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian bimbingan dan konseling merupakan sesuatu yang sangat sulit. Bimbingan dan konseling merupakan bidang keilmuan yang memiliki keterkaitan dan banyak  didukung oleh cabang-cabang keilmuan lain. Namun, sebagai bidang keilmuan yang mandiri, ditinjau dari ontologi, epistomologi, dan aksiologi, bimbingan dan konseling layak memiliki karakterisitik tersendiri jika dibandingkan dengan bidang keilmuan lain. Oleh karenanya merupakan suatu keharusan bagi ilmuan-ilmuan bimbingan dan konseling memahami dimana dan sejauh mana kawasan permasalahan dan variabel-variabel yang merupakan domain dari bimbingan dan konseling.

Kawasan Bimbingan dan Konseling
            P. Paul Heppner (2008) menyatakan bahwa So much of the field of counseling is discovery; discovering new techniques for helping people lead better, healthier, more enhanced lives. The counseling field is in many ways a new profession, and there  are many truths left to be discovered. Banyak hal yang masih perlu digali dan dilakukan riset dalam bimbingan dan konseling untuk mengembangkan bidang keilmuan bimbingan dan konseling. Kawasan penelitian bimbingan dan konseling memiliki jangkauan yang sangat luas. Secara garis besarnya dapat ditinjau dari komponen input, proses, dan outputnya.
            Ketiga aspek tersebut memiliki kaitan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga ketika akan mengadakan penelitian bimbingan dan konseling, variabel dan permasalahan penelitian hendaknya terdapat kaitan antara : 1) input-proses-output, atau 2) input-proses, atau 3) input- output, atau 4) proses-output.
1.       Komponen input
      Komponen input meliputi: Program bimbingan dan konseling, sarana prasarana, lingkungan, guru BK, dan siswa/peserta didik sebagai sasaran layanan. Pada masing-masing bagian memiliki sub-komponen yang sangat luas dan mempengaruhi terhadap komponen bimbingan dan konseling lainnya (proses dan  output).
a)      Program BK, meliputi: perencanaan program BK,penyusunan program BK, pelaksanaan program, evaluasi dan penilaian program.
b)      Guru Bimbingan dan konseling.
Banyak aspek pada guru bimbingan dan konseling yang mempengaruhi dari keberhasilan proses bimbingan dan konseling, seperti: kualifikasi pendidikan guru BK disekolah, kompetensi guru BK, kewibawaan (high touch) dan kewiyataan (high tech) guru BK, dan lain.
c)       Sarana prasarana
Dalam bimbingan dan konseling, sarana dan prasarana menempati bagian yang sangat penting dalam mendukung efektifitas layanan konseling yang diselenggarakan. Sarana dan prasarana dalam bimbingan dan konseling meliputi: ruangan BK, instrument pengumpulan data, tempat menyimpan himpunan data, pembiayaan, dsbnya. Sarana dan prasarana tersebut memiliki keterkaitan dan dapat mempengaruhi proses pelayanan bimbingan dan konseling.
d)     Lingkungan
Aspek berikutnya yang termasuk dalam komponen input adalah lingkungan. Peran lingkungan dalam pelayanan bimbingan dan konseling sangatlah besar. Dalam bimbingan konseling, lingkungan meliputi lingkungan sosial dari peserta didik, lingkungan sosial guru Bk, lingkungan pendidikan/sekolah; kerjasama dengan personel sekolah lain, organisasi BK, sosio-kultural, masyarakat, dsbnya.
e)      Peserta didik
Peserta didik merupakan sasaran layanan dari bimbingan dan konseling. Latar belakang dan karakteristik peserta didik memiliki sumbangan terhadap komponen-kompenen bimbingan konseling lainnya. Aspek yang dapat diukur dari peserta didik dalam penelitian bimbingan dan konseling seperti, intelegensi, sosioemosional, fisologis anak, latar belakang keluarga, pola pengasuhan,  sikap, bakat, minat, persepsi, dan sebagainya.


            Berdasarkan aspek-aspek dalam kompenen input, dapat dirumuskan masalah-masalah yang layak untuk dilakukan penelitian, sebagai contoh:
a)      Bagaimanakah dampak jika program bimbingan dan konseling tidak dilakukan dengan berdasarkan need assessment?
b)      Bagaimanankah peranan guru Bk dalam pengembangan aspek-aspek psikologis peserta didik?
c)      Bagaimana pola kerjasama guru BK dengan personel sekolah lainnya dalam penyusunan program BK?
Berdasarkan permasalahan-permasalah tersebut, dapat dilakukan jawaban melalui penelitian bimbingan dan konseling.

2.       Komponen Proses
      Komponen proses dalam bimbingan dan konseling diartikan sebagai pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, yang meliputi:
a.       Layanan Bimbingan dan Konseling
1)      Layanan Orientasi
2)      Layanan Informasi
3)      Layanan Penempatan dan Penyaluran
4)      Layanan Penguasaan Konten
5)      Layanan Konseling Individu
6)      Layanan Konseling Kelompok
7)      Layanan Bimbingan kelompok
8)      Layanan Konsultasi
9)      Layanan Mediasi

b.      Kegiatan Pendukung

1)      Instrumentasi
2)      Himpunan Data
3)      Konferensi Kasus
4)      Kunjungan Rumah
5)      Tampilan Kepustakaan
6)      Alih Tangan Kasus

            Agar  pelayanan bimbingan dan konseling berjalan sesuai dengan objek praksisnya  dan menjadi pelayanan yang profesional, dalam komponen proses didukung oleh teknik-teknik dan pendekatan konseling, sebagi berikut:
1.      Konseling Psikoanalisis Klasik (Freud)
2.      Konseling Ego (Adler, Jung, Fromn)
3.      Konseling Psikologi Individual (Adler)
4.      Konseling Analisis Transaksional (Berne)
5.      Konseling Self (Rogers)
6.      Konseling Gestalt (Perls)
7.      Konseling Behavioral (Skinner)
8.      Konseling Realitas (Glasser)
9.      Konseling Rasional-Emotif (Ellis)

Berdasarkan komponen proses di atas, dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan yang layak untuk diteliti dalam bimbingan dan konseling, seperti:
1)      Seberapa besar kontribusi dari kegiatan kunjungan rumah terhadap efektifitas layanan konseling individual?
2)      Apakah pelaksanaan pelayanan BK telah dilakukan sesuai dengan prinsip, dan asas bimbingan dan konseling?
3)      Apakah pemilihan  pendekatan-pendekatan konseling oleh guru BK berdasarkan permasalahan yang dialami konseli?

3.       Komponen Output
      Komponen output merupakan objek sasaran dari pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu meliputi bidang-bidang  yang hendak dikembangkan dari peserta didik (konseli), meliputi: bidang bimbingan pribadi (P), sosial (S), belajar (B), dan karir (K). Keempat bidang ini, jika dirinci memiliki indikator atau aspek-aspek yang sangat luas, dan layak untuk dilakukan penelitian.



a.       Bidang Pribadi
Bidang pribadi yang menjadi sasaran layanan konseling antara lain meliputi; sikap dan kebiasan, serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, Pemahaman diri (kelebihan dan kekurangan diri), kemampuan mengambil keputusan, akhlak mulia, perilaku-perilaku produktif, mengembangkan hidup mandiri, mengembangkan kemampuan mengentaskan masalah terkait dengan dirinya, stabilitas kepribadian, emosional, dan kepercayaan diri.
b.      Bidang Sosial
Bidang sosial meliputi; komunikasi, hubungan sosial, toleransi dan tenggang rasa, empati dan simpati, kerjasama, kemampuan mengemukakan pendapat, mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita, dan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial.
c.       Bidang Belajar
Bidang belajar meliputi: cara belajar efektif, motivasi belajar, kepercayaan diri dalam belajar,sikap dan kebiasaan belajar, ketrampilan belajar, kesiapan belajar, prestasi,kesulitan belajar, pemanfaatan sumber belajar, dan sarana belajar,
d.      Karir
Hubungan pribadi meliputi: arah perencanaan karir, pemahaman potensi diri dengan arah perencanaan karir, aspirasi pendidikan, informasi jenis-jenis pekerjaan, pendidikan lanjut, kemampuan mengambil keputusan pendidikan lanjut dan karir,

            Berdasarkan rincian setiap komponen bimbingan dan konseling di atas, terlihat bahwa kawasan penelitian dalam bimbingan dan konseling sangatlah luas, sehingga peneliti tidak perlu mengalami kebingungan dalam menentukan vvariabel dan permasalahan yang akan diteliti. Sebagaimana telah diungkapkan pada uraian sebelumnya, untuk merumuskan permasalahan penelitian dalam BK, kejelian dari peneliti untuk mengkaitkan komponen bimbingan dan konseling (input-proses-output) akan semakin memperkaya variabel-variabel dan dapat merumuskan masalah-masalah yang akan diteliti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar